Kamis, 09 April 2015

Dua Hubungan Manusia

DUA HUBUNGAN MANUSIA

Allah swt. Berfirman,
     ”Dan sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, tema sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (an-nisaa’: 36)



1. HUBUNGAN KEPADA ALLAH SWT.

     Di dalam ayat di atas, manusia harus menjalin hubungan yang baik kepada Allah swt. Dengan menyembah dan menunjukan pengabdian kepada-Nya tanpa syirik baik yang besar maupun yang kecil. Dalam satu hadits, Rasulullah saw. Bersabda,   ”Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutka terjadi pada kalian adalah syirik yang kecil.”Sahabat bertanya,”apakah syirik yang kecil itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ”Riya” (HR Ahmad)


 2.  HUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA
 
     Manusia antara yang satu dengan yang lainnya salng membutuhkan, Sudah seharusnya manusia bisa menjalin hubungan yang sebaik-baiknya, contoh-contoh kepada siapa saja manusia harus menjalin hubungan yang sebaik-baiknya disebutkan dalam ayat di atas.
     a). Berlaku baik kepada kedua orang tua, hal ini karena orang tua telah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan pengorbanan harta dan jiwa, sehingga seorang anak tumbuh dan besar dengan baik. Oleh karena itu, setiap anak harus mampu menunjukan kebaikan dengan sebaik-baiknya kepada orang tuanya, ini karena sebaik apa pun perbuatannya kepada orang tua, tetap saja hal itu tidak akan mampu membalas jasa dan kebaikan orang tua.
     b). Berlaku baik kepada kerabat. Karena itu silaturahim harus di sambung dan dikuatkan. Bila seorang muslim memutuskan hubungan silaturahim, bisa menyebabkan dia terhalang masuk ke dalam surga.
     c). Berlaku baik kepada anak yatim. Setiap anak pasti membutuhkan perhatian, pendidikan dan nafkah dari orang tuanya. Namun, bila orang tuanya telah wafat yang menyebabkan si anak menjadi yatim, maka kaum muslimin dituntut menggantikan apa yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya.
     d). Berlaku baik kepada orang miskin. Menjadi miskin merupakan keadaan yan tidak disukai oleh manusia. Oleh karena itu, kemisknan harus diatasi meskipun pada masyarakat kita semakin banyak orang yang menjadi miskin.
     e). Berlaku baik kepada tetangga, karena dia sangat kita butuhkan.
     f). Berlaku baik kepada teman sejawat. Seorang muslim harus bersahabat dengan persahabatan yang sebaik-baiknya, persahabatan yang bisa berbagi dan merasakan penderitaan maupun kebahagiaan.
     g). Berlaku baik kepada musafir. Ketika kita melakukan safar (perjalanan) bisa jadi seseorang merasakan kesulitan meskipun tidak selalu berupa kesulitan ekonomi, misalnya tersesat jalan yang perlu kita membantu menjelaskan rute perjalanan yang harus di tempuhnya, bukan malah sengaja menyesatkan nya.
     h). Berlaku baik kepada hamba sahaya. Hamba sahaya atau budak seharusnya diperlakukan dengan baik, karena dia hanya membantu majikannya. Dalam kehidupan sekarang kita menyebutnya dengan pembantu rumah tangga meskipun ia berbeda kedudukannya dengan hamba sahaya.


                                              3. JANGAN SOMBONG


      Dalam rangkayan penyebutan kepada siapa saja manusia harus berbuat baik, Allah swt. Menutup ayat di atas dengan kalimat,
      ”sesungguhnya Allah tidak suka kepada oran yang sombong dan membanggakan diri.” Kesan yang bisa kita tangkap dari kalimat ini adalah manusia jangan sombong kepada orang tuanya, meskipun dia lebih pinter dan kaya. Dia juga tidak boleh sombong dengan kerabatnya, meskipun mereka oran yang lemah, miskin dan bodoh. Jangan sombong kepada anak yatim, karena ada saat di mana anak kita juga menjadi yatim. Jangan sombong kepada orang miskin Karena ada saat di mana kita pun bisa menjadi miskin secara tiba-tiba. Jangan sombong kepada tetangga karena merekalah orang yang  pertama memberikan  pertolongan atau kita minta pertolongan saat kita kesulitan. Jangan sombong kepada teman Karena kita sangat membutuh-kannya. Jangan sombong kepada musafir dan jangan sombong kepada pembantu rumah tangga karena mereka besar bantuannya kepada kita meskipun tidak besar upah yang kita berikan.”



Semoga bermanfaat. Salam Sukses! dan selalu Raih Prestasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar