Jumat, 10 April 2015

TIGA BENTUK JAHILIYAH

  Jahiliah ada pada setiap masyarakat, tempat dan masa. Menurut Ibnu Taimiyyah, seperti yang dikutipp oleh Muhammad Quthb, jahil itu bermakna ‘tidak memiliki atau tidak mengikuti ilmu’. Oleh karena itu, orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang yang haq (benar) adalah jahil, apalagi kalau tidak mengikuti yang haq itu. Atau tahu yang haq, tetapi perilakunya bertentangan dengan yang haq.
Tiga bentuk jahiliah di dalam Al-Qur’an:
1.    jahiliah dalam masalah ketuhanan, yakni menuhankan selain  Allah swt. Sebagaimana firman-Nya,
      ”Dan Kami selamatkan Bani Israel menyebrangi laut itu (bagian utara dari laut merah). Ketika mereka sampai kepada satu kaum yang tetap menyembah berhala, merka (Bani Israel) berkata,’Wahai Musa! Buatlah kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).’Musa menjawab,’Sunggu, kamu orang-orang yang bodoh.’”(al-A’raaf: 138)
Ayat lain yang terkait dengan masalah ini adalah firman Allh,
      ”Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya,’”Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor sapi betina .’ Mereka bertanya,’ apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?’Dia (Musa) menjawab,’Aku berlndun kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh.’”(al-BAqarah: 67)
2.    jahiliah dalam masalah syariah atau hukum, yakni penyebutan untuk hukum-hukum selain dari hukum Allah atau hukum yang bertentangan dengan hukum-Nya. Allah swt. Berfirman,
      ”Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) ” Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya).’” (al-Maa’idah: 50)
3.    jahiliah masalah akhlak yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang datang dari-Nya, seperti penampilan wanita yang tidak islami, sikap sombong, pembicaraan yan idak bermanfaat, perzinahan dan lain-lain. Allah swt. Berfirman dalam kaitan menceritakan kasus yang terjadi pad Nabi Yusuf: a.s.,

      yusuf berkata, ‘ Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang-orang yang bodoh.’”(Yusuf: 33)
pada ayat lainnya, Allah juga berfirman,
      ”dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah dahulu).”(al-Ahzaab: 33)
Terdapat juga firman lain,
      ”ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongn dala hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliah, maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang yang mukmin.”(al-Fath: 26)
      Kemudian ayat yang menggambarkan kejahiliahan dalam bentuk pembicaraan yang tidak bermanfaat adalah firman Allah,
      ”dan apabila merka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya  dan berkata,”’bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh.’”(al-Qashash: 55)
      Kejahiliahan dalam akhlak telah membawa dampak negative yang sangat besar dengan terjadinya kerusakan di bidang perekonomian, kemanusiaan, kekeluargaan, kemasyarakatan hingga lingkungan hidup. Allah swt. Berfirman,
”telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan Karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan an benar).”(ar-Ruum: 41)
Dalam keidupan kita di dunia ini, tiga persoalan di atas merupakan sesuatau yang tidak terpisah-pisah, yakni akidah, syariah, dan akhlak.



Semoga bermanfaat. Salam Sukses! dan selalu Raih Prestasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar